FILSAFAT PANCASILA DAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN NASIONAL

 A.           Filsafat Pendidikan Nasional

•  Filsafat pendidikan adalah upaya yang serius untuk mencari jawaban yang hakiki terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar di sekitar pendidikan seperti apa makna pendidikan, mengapa, kemana dan bagaimana pendidikan diselenggarakan. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Bangsa Indonesia, dalam hal ini tentunya nilai-nilai ke-Tuhan-an, kemanusiaan, keberagaman, kebhinekaan, keadilan yang terangkum dalam ideologi Pancasila.

·      Dengan kata lain Pancasila menjadi sumber nilai dalam pendidikan. Nilai-nilai luhur yang diusung dalam Pancasila adalah peri-Ketuhanan Yang Maha Esa, peri-kemanusiaan, peri-kebangsaan, peri-kerakyatan; dan peri-keadilan sosial.

·      Dalam kaitannya dengan fungsi pendidikan sebagai upaya transfer of values, maka hakikat pendidikan nasional pada dasarnya adalah proses penanaman perilaku yang didasarkan pada budi pekerti yang baik sesuai dengan kepribadian luhur Bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

B.            Tujuan Pendidikan nasional sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila

·      Sila 1

Pendidikan harus mampu mengutamakan hal-hal yang dapat memperkuat nilai-nilai keimanan bagi peserta didik agar selalu takwa dan beriman sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

·      Sila 2

Pendidikan harus mampu membentuk peserta didik dapat memahami dan menghargai hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain sehingga mampu untuk memberikan perlakuan yang beradab sebagaimana layaknya manusia.

·      Sila 3

pendidikan harus mampu untuk menjadikan peserta didiknya untuk dapat menerima dan menghargai keragaman sebagai bagian dari corak dan kekayaan bangsa, untuk selanjutnya menjalin persatuan dalam keberagaman.

·      Sila 4

Pendidikan harus mampu untuk menjadikan setiap orang menjadi lebih demokratis, aktif, dan kritis di dalam memberikan solusi pada setiap masalah yang sedang terjadi di Indonesia.

                                           

·      Sila 5

Pendidikan harus mampu menciptakan peserta didik yang dapat memberikan keadilan sosial bagi lingkungan yang ditempatinya.

C.           Peran Pendidik

Mengingat pentingnya filsafat pendidikan sebagai acuan dalam mencari segala pertanyaan hakiki dalam pendidikan, maka guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan. Seorang pendidik apapun mata pelajaran yang diampunya haruslah sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Berikut peran yang dapat dijalankan oleh pendidik dalam menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada peserta didik.

1.      Memahami nilai-nilai luhur Pancasila itu sendiri.

2.      Menjadikan Pancasila sebagai landasan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Memberikan contoh dan menjadi contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik dengan baik.

D.           Filosofi Pendidikan Indonesia Berdasarkan Pokok Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara membuka mata saya bahwa pendidikan sejatinya adalah proses "menuntun" segala kodrat yang ada pada anak-anak. Peran saya sebagai guru adalah sebagai seorang pamong yang mendampingi tumbuh kembang mereka.

Dalam konteks materi "Bagian Tumbuhan dan Fungsinya", filosofi Ki Hajar Dewantara saya terjemahkan menjadi :

Pendidikan yang Menuntun : Saya tidak akan mendikte "akar adalah...". Sebaliknya, saya akan menuntun dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik seperti, "Anak-anak, coba perhatikan, mengapa akar tumbuhnya ke bawah? Apa yang akan terjadi jika tumbuhan

tidak punya akar?". Biarkan mereka menemukan jawabannya melalui pengamatan.

Memperhatikan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman :

1.      Kodrat Alam

Saya akan membawa mereka keluar kelas untuk mengamati langsung tumbuhan di taman sekolah. Ini menghubungkan mereka dengan lingkungan alamiahnya. Belajar tentang tumbuhan paling baik adalah dengan berinteraksi langsung dengan tumbuhan itu sendiri.

2.      Kodrat Zaman

Selain pengamatan langsung, saya akan memanfaatkan teknologi.

Misalnya, menampilkan video time-lapse pertumbuhan kecambah atau menggunakan aplikasi mikroskop digital sederhana di tablet untuk melihat bakteri pada pada makanan. Ini sesuai dengan dunia anak-anak masa kini yang akrab dengan gadget.

Trilogi Pendidikan (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani) :

·   Di depan, saya memberi contoh bagaimana cara mengamati tumbuhan dengan teliti dan penuh rasa ingin tahu.

· Di tengah, saya akan berkeliling antar kelompok, memberikan motivasi, dan memfasilitasi jika ada kesulitan.

·  Di belakang, saat mereka presentasi, saya akan memberikan dorongan dan apresiasi, membiarkan mereka menjadi pusat dari panggung pembelajaran.